Selasa, 15 Desember 2009

BERMIMPILAH MAKA TUHAN AKAN MEMELUK MIMPI-MIMPIMU




Adalah seorang guru bernama Balia yang menjadi sumber inspirasi bagi Ikal, Arai dan Jimbron. Kelas Balia membawa mereka pada keajaiban ilmu pengetahuan dan luasnya kehidupan, tempat yang memberi mereka nafas untuk keluar dari tekanan hidup. Balia membarakan semangat mereka untuk menjelajahi Eropa dan bagian dunia lain untuk mengarungi kehidupan. Namun, pada saat yang sama, mereka harus menghadapi sikap keras Pak Mustar, sang kepala sekolah. Kontras dengan sikap Balia, Pak Mustar adalah seorang guru yang menerapkan cara didik dengan pola hukuman bagi yang lalai
Problematika yang mereka hadapi tak hanya soal sekolah dan bertahan hidup, tapi juga cinta, satu hal yang tak mungkin mereka hindari di kehidupan remaja. Cinta Arai pada Zakiah Nurmala menggiringnya menjadi seorang penyanyi dadakan dengan berguru pada Bang Zaitun, seorang pemusik Melayu keliling. Jimbron jatuh hati dengan Laksmi, gadis pemurung pekerja pabrik cincau yang tak pernah tersenyum sejak orang tuanya meninggal. Ikal tertarik pada gambar wanita molek dari reklame sebuah film Indonesia di bioskop
Tetapi, kebimbangan Ikal akan hidup dan masa depan membuatnya patah arang dan berusaha menghapus impiannya bersekolah ke Eropa bersama Arai. Ikal yang dulu seolah memiliki semangat baru, menjadi Ikal yang tenggelam dalam keputusasaan dan menyisakan kekecewaan yang dalam di hati sang ayah yang sangat membanggakan dirinya sejak kecil
Rasa bersalah terhadap sang ayah membuat Ikal bangkit, dan para pemimpi pun kembali berlari bersama. Satu persatu simpul-simpul kesulitan hidup untuk mencapai mimpi mereka buka. Cita-cita, harapan, dan cinta. Dengan tambahan bekal dari tabungan Jimbron, Ikal dan Arai melanjutkan hidup untuk merajut mimpi. Namun, setelah gelar sarjana diraih, Arai menghilang. Tinggalah Ikal sendirian mengadu nasib sambil mengejar mimpi. Sanggupkah ia meraih mimpinya tanpa kehadiran Arai?
Jenis Film :
Drama
Produser :
Mira Lesmana
Produksi :
Miles Film & Mizan Productions
Durasi :
128
Pemain :
Lukman Sardi
Mathias Muchus
Nugie
Landung Simatupang
Rieke Dyah Pitaloka
Yayu Unru
Vikri Septiawan
Rendy Ahmad
Azwir Fitrianto
Jay Wijayanto
Nazril Irham
Sutradara :
Riri Riza
Penulis :
Salman Aristo
Mira Lesmana
Riri Riza

Selasa, 08 Desember 2009

Jakarta International Film Festival 2009 : Dibuka Dengan Sang Pemimpi

Dari ajang perhelatan Jakarta Internasional Film Festival yang ke 11 atau disingkat JIFFest 11 yang resmi dibuka pada 4 Desember ini, berbagai film dari manca negara dan dari dalam negeri sendiri akan dipertontonkan kepada masyarakat. Total terdapat 114 judul film yang berbeda dari 24 negara peserta. Walau sempat ada pro dan kontra tentang pelarangan film Balibo yang disutradarai Robert Connolly oleh Lembaga Sensor Film, namun rupanya tidak mengurangi kemeriahan malam itu. Jiffest biasanya selalu di buka dengan penayangan film luar negeri dan mendapat sambutan hangat dari para penontonnya. Namun kali ini film karya sutradara muda dan berbakat Riri Riza yang berjudul Sang Pemimpi menjadi pembuka Jiffest ke 11. Hal ini merupakan kali pertama dalam sejarah Jiffest berlangsung. Sang sutradara pun merasa sangat bangga mendapat kepercayaan ini. “Jiffest adalah sebuah ajang penting, untuk cinema pasca reformasi, dimana kita menandai reformasi dimulai itu ada saat tahun 1998, dimana ada beberapa film penting dirilis dan juga Jiffest dimulai, jadi kalau setelah sebelas tahun akhirnya film Indonesia diputar sebagai film pembuka Jiffest dan kebetulan itu film saya, saya sangat bangga,” ujarnya saat pembukaan Jiffest ke 11. Sejak kali pertama di adakan di tahun 1999, hanya ada 4 film indonesia dalam tahun itu. Sepuluh tahun kemudian jumlah itu mencapai 100 judul film yang diikutkan pada penyelenggaran Jiffest. Total tahun ini ada 15 judul film yang diikutkan dalam acara yang rutin dilaksanakan setiap satu tahun ini. 3 Doa 3 Cinta, Babi Buta Yang Ingin Terbang, Bukan Cinta Biasa, Cin(t)a, Garuda Di Dadaku, Get Married 2, Identitas, Jermal, Kado Hari Jadi, Keramat, King, Merantau, Pintu Terlarang, Romeo Juliet dan Under The Tree adalah film-film yang akan meramaikan acara yang rencananya akan berlangsung sampai tanggal 14 Desember ini. “Tak bisa dipungkiri, JIFFest adalah sebuah festival secara keseluruhan yang menjadi etalase perkembangan film Indonesia di mata pelaku film internasional,” ujar Lalu Roisamri selaku Festival Director JIFFest ke 11. Jadi sebagai bangsa Indonesia sudah sepatutnya kita bangga akan hasil karya industri kreatif dalam negeri, toh hasilnya tak mengecewakan dan terbukti dengan banyaknya film Indonesia yang menang di berbagai festival Internasional. Maju terus film Indonesia!

Selasa, 15 Desember 2009

BERMIMPILAH MAKA TUHAN AKAN MEMELUK MIMPI-MIMPIMU




Adalah seorang guru bernama Balia yang menjadi sumber inspirasi bagi Ikal, Arai dan Jimbron. Kelas Balia membawa mereka pada keajaiban ilmu pengetahuan dan luasnya kehidupan, tempat yang memberi mereka nafas untuk keluar dari tekanan hidup. Balia membarakan semangat mereka untuk menjelajahi Eropa dan bagian dunia lain untuk mengarungi kehidupan. Namun, pada saat yang sama, mereka harus menghadapi sikap keras Pak Mustar, sang kepala sekolah. Kontras dengan sikap Balia, Pak Mustar adalah seorang guru yang menerapkan cara didik dengan pola hukuman bagi yang lalai
Problematika yang mereka hadapi tak hanya soal sekolah dan bertahan hidup, tapi juga cinta, satu hal yang tak mungkin mereka hindari di kehidupan remaja. Cinta Arai pada Zakiah Nurmala menggiringnya menjadi seorang penyanyi dadakan dengan berguru pada Bang Zaitun, seorang pemusik Melayu keliling. Jimbron jatuh hati dengan Laksmi, gadis pemurung pekerja pabrik cincau yang tak pernah tersenyum sejak orang tuanya meninggal. Ikal tertarik pada gambar wanita molek dari reklame sebuah film Indonesia di bioskop
Tetapi, kebimbangan Ikal akan hidup dan masa depan membuatnya patah arang dan berusaha menghapus impiannya bersekolah ke Eropa bersama Arai. Ikal yang dulu seolah memiliki semangat baru, menjadi Ikal yang tenggelam dalam keputusasaan dan menyisakan kekecewaan yang dalam di hati sang ayah yang sangat membanggakan dirinya sejak kecil
Rasa bersalah terhadap sang ayah membuat Ikal bangkit, dan para pemimpi pun kembali berlari bersama. Satu persatu simpul-simpul kesulitan hidup untuk mencapai mimpi mereka buka. Cita-cita, harapan, dan cinta. Dengan tambahan bekal dari tabungan Jimbron, Ikal dan Arai melanjutkan hidup untuk merajut mimpi. Namun, setelah gelar sarjana diraih, Arai menghilang. Tinggalah Ikal sendirian mengadu nasib sambil mengejar mimpi. Sanggupkah ia meraih mimpinya tanpa kehadiran Arai?
Jenis Film :
Drama
Produser :
Mira Lesmana
Produksi :
Miles Film & Mizan Productions
Durasi :
128
Pemain :
Lukman Sardi
Mathias Muchus
Nugie
Landung Simatupang
Rieke Dyah Pitaloka
Yayu Unru
Vikri Septiawan
Rendy Ahmad
Azwir Fitrianto
Jay Wijayanto
Nazril Irham
Sutradara :
Riri Riza
Penulis :
Salman Aristo
Mira Lesmana
Riri Riza

Selasa, 08 Desember 2009

Jakarta International Film Festival 2009 : Dibuka Dengan Sang Pemimpi

Dari ajang perhelatan Jakarta Internasional Film Festival yang ke 11 atau disingkat JIFFest 11 yang resmi dibuka pada 4 Desember ini, berbagai film dari manca negara dan dari dalam negeri sendiri akan dipertontonkan kepada masyarakat. Total terdapat 114 judul film yang berbeda dari 24 negara peserta. Walau sempat ada pro dan kontra tentang pelarangan film Balibo yang disutradarai Robert Connolly oleh Lembaga Sensor Film, namun rupanya tidak mengurangi kemeriahan malam itu. Jiffest biasanya selalu di buka dengan penayangan film luar negeri dan mendapat sambutan hangat dari para penontonnya. Namun kali ini film karya sutradara muda dan berbakat Riri Riza yang berjudul Sang Pemimpi menjadi pembuka Jiffest ke 11. Hal ini merupakan kali pertama dalam sejarah Jiffest berlangsung. Sang sutradara pun merasa sangat bangga mendapat kepercayaan ini. “Jiffest adalah sebuah ajang penting, untuk cinema pasca reformasi, dimana kita menandai reformasi dimulai itu ada saat tahun 1998, dimana ada beberapa film penting dirilis dan juga Jiffest dimulai, jadi kalau setelah sebelas tahun akhirnya film Indonesia diputar sebagai film pembuka Jiffest dan kebetulan itu film saya, saya sangat bangga,” ujarnya saat pembukaan Jiffest ke 11. Sejak kali pertama di adakan di tahun 1999, hanya ada 4 film indonesia dalam tahun itu. Sepuluh tahun kemudian jumlah itu mencapai 100 judul film yang diikutkan pada penyelenggaran Jiffest. Total tahun ini ada 15 judul film yang diikutkan dalam acara yang rutin dilaksanakan setiap satu tahun ini. 3 Doa 3 Cinta, Babi Buta Yang Ingin Terbang, Bukan Cinta Biasa, Cin(t)a, Garuda Di Dadaku, Get Married 2, Identitas, Jermal, Kado Hari Jadi, Keramat, King, Merantau, Pintu Terlarang, Romeo Juliet dan Under The Tree adalah film-film yang akan meramaikan acara yang rencananya akan berlangsung sampai tanggal 14 Desember ini. “Tak bisa dipungkiri, JIFFest adalah sebuah festival secara keseluruhan yang menjadi etalase perkembangan film Indonesia di mata pelaku film internasional,” ujar Lalu Roisamri selaku Festival Director JIFFest ke 11. Jadi sebagai bangsa Indonesia sudah sepatutnya kita bangga akan hasil karya industri kreatif dalam negeri, toh hasilnya tak mengecewakan dan terbukti dengan banyaknya film Indonesia yang menang di berbagai festival Internasional. Maju terus film Indonesia!