SMA itu masa waktu kita mengagumi kakak kelas, entah itu cuma sekedar
suka atau cinta. Memang susah membedakan mana yang cuma sekedar suka
dan mana yang cinta.
Aku juga pernah.
Mengagumi kakak kelas setahun di atas ku. Kalau kalian tanya apa alasanku suka padanya, simple, terlalu simple malah, dia manis. Itu cukup menjadi alasan bagiku.
Yah, namanya juga secret admirer, jangankan ngobrol langsung,
mengaguminya saja juga sembunyi-sembunyi. Tak peduli dia tahu kita atau
tidak, kalau pun dia tahu, itu pasti berkah. Tapi yang jelas, saat
meliat dia bercanda bersama temen-temennya, kita jadi ikut senang juga.
Tak ada teori yang bisa membuktikan itu semua. Tapi itu nyata, karena
kita bisa merasakan sendiri semua itu.
Dan secret admirer ini tak jarang terus terjadi hingga sang kakak
kelas lulus. Dan lama-kelamaan terlupakan, tertutup oleh kebahagiaan
bersama teman-teman di masa SMA. Tak terasa juga akhirnya kita sendiri
yang telah lulus. Masuk ke kehidupan yang baru dan berbeda. Kuliah.
Tapi masa lalu itu ibarat ubi jalar, dia terkubur di dalam tanah
karena tertimbun waktu, tapi begitu ditarik sedikit aja akan muncul ke
permukaan. Membuat siapa saja menjadi terkenang.
Sama seperti sang idola tadi. Tak tahu dari mana datangnya kesempatan
yang bisa membuat kita bertemu lagi. Seru memang. Bahkan sering
membuahkan harapan kelewat berlebihan.
Hmm, hidup memang bak sinetron. Kebahagiaan hanya datang sekilas.
Dia bilang akan menikah.
Bukan denganku.
Tapi dengan wanita lain.
Wanita pilihannya.
Dan tak akan pernah menjadi milikku.
Harapan memang selalu berlebihan, terlalu melambung tinggi. Seingatku
aku tak memberi harapan tabung berisi helium. Tapi dia tetap sanggup
melambung tinggi. Pantas saat ku jatuh sakitnya lumayan juga.
Semoga kau bahagia dengannya :')
PS:
Hai pendamping hidup masa depanku, bisakah kau jemput aku secepat
mungkin?
Aku tak ingin bertemu denganmu dengan tubuh penuh bekas luka.
Tolong jangan tersesat terlalu jauh, aku menunggumu disini.
mungkin tak disadari, namun goresan tinta pena kita akan menjelma menjadi sebuah karya
Minggu, 22 Desember 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Minggu, 22 Desember 2013
PS: AKU MENUNGGUMU DISINI
SMA itu masa waktu kita mengagumi kakak kelas, entah itu cuma sekedar
suka atau cinta. Memang susah membedakan mana yang cuma sekedar suka
dan mana yang cinta.
Aku juga pernah.
Mengagumi kakak kelas setahun di atas ku. Kalau kalian tanya apa alasanku suka padanya, simple, terlalu simple malah, dia manis. Itu cukup menjadi alasan bagiku.
Yah, namanya juga secret admirer, jangankan ngobrol langsung, mengaguminya saja juga sembunyi-sembunyi. Tak peduli dia tahu kita atau tidak, kalau pun dia tahu, itu pasti berkah. Tapi yang jelas, saat meliat dia bercanda bersama temen-temennya, kita jadi ikut senang juga. Tak ada teori yang bisa membuktikan itu semua. Tapi itu nyata, karena kita bisa merasakan sendiri semua itu.
Dan secret admirer ini tak jarang terus terjadi hingga sang kakak kelas lulus. Dan lama-kelamaan terlupakan, tertutup oleh kebahagiaan bersama teman-teman di masa SMA. Tak terasa juga akhirnya kita sendiri yang telah lulus. Masuk ke kehidupan yang baru dan berbeda. Kuliah.
Tapi masa lalu itu ibarat ubi jalar, dia terkubur di dalam tanah karena tertimbun waktu, tapi begitu ditarik sedikit aja akan muncul ke permukaan. Membuat siapa saja menjadi terkenang.
Sama seperti sang idola tadi. Tak tahu dari mana datangnya kesempatan yang bisa membuat kita bertemu lagi. Seru memang. Bahkan sering membuahkan harapan kelewat berlebihan.
Hmm, hidup memang bak sinetron. Kebahagiaan hanya datang sekilas.
Dia bilang akan menikah.
Bukan denganku.
Tapi dengan wanita lain.
Wanita pilihannya.
Dan tak akan pernah menjadi milikku.
Harapan memang selalu berlebihan, terlalu melambung tinggi. Seingatku aku tak memberi harapan tabung berisi helium. Tapi dia tetap sanggup melambung tinggi. Pantas saat ku jatuh sakitnya lumayan juga.
Semoga kau bahagia dengannya :')
PS:
Hai pendamping hidup masa depanku, bisakah kau jemput aku secepat mungkin?
Aku tak ingin bertemu denganmu dengan tubuh penuh bekas luka.
Tolong jangan tersesat terlalu jauh, aku menunggumu disini.
Aku juga pernah.
Mengagumi kakak kelas setahun di atas ku. Kalau kalian tanya apa alasanku suka padanya, simple, terlalu simple malah, dia manis. Itu cukup menjadi alasan bagiku.
Yah, namanya juga secret admirer, jangankan ngobrol langsung, mengaguminya saja juga sembunyi-sembunyi. Tak peduli dia tahu kita atau tidak, kalau pun dia tahu, itu pasti berkah. Tapi yang jelas, saat meliat dia bercanda bersama temen-temennya, kita jadi ikut senang juga. Tak ada teori yang bisa membuktikan itu semua. Tapi itu nyata, karena kita bisa merasakan sendiri semua itu.
Dan secret admirer ini tak jarang terus terjadi hingga sang kakak kelas lulus. Dan lama-kelamaan terlupakan, tertutup oleh kebahagiaan bersama teman-teman di masa SMA. Tak terasa juga akhirnya kita sendiri yang telah lulus. Masuk ke kehidupan yang baru dan berbeda. Kuliah.
Tapi masa lalu itu ibarat ubi jalar, dia terkubur di dalam tanah karena tertimbun waktu, tapi begitu ditarik sedikit aja akan muncul ke permukaan. Membuat siapa saja menjadi terkenang.
Sama seperti sang idola tadi. Tak tahu dari mana datangnya kesempatan yang bisa membuat kita bertemu lagi. Seru memang. Bahkan sering membuahkan harapan kelewat berlebihan.
Hmm, hidup memang bak sinetron. Kebahagiaan hanya datang sekilas.
Dia bilang akan menikah.
Bukan denganku.
Tapi dengan wanita lain.
Wanita pilihannya.
Dan tak akan pernah menjadi milikku.
Harapan memang selalu berlebihan, terlalu melambung tinggi. Seingatku aku tak memberi harapan tabung berisi helium. Tapi dia tetap sanggup melambung tinggi. Pantas saat ku jatuh sakitnya lumayan juga.
Semoga kau bahagia dengannya :')
PS:
Hai pendamping hidup masa depanku, bisakah kau jemput aku secepat mungkin?
Aku tak ingin bertemu denganmu dengan tubuh penuh bekas luka.
Tolong jangan tersesat terlalu jauh, aku menunggumu disini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar